Wednesday, November 29, 2017

Bob Setyanegara: Wisata Pendakian Gunung Papandayan

Bob Setyanegara
Gunung Papandayan
Gunung Papandayan adalah gunung berapi yang spektakuler. Ada lima pesona yang membuat Gunung Papandayan pantas untuk didaki. Papandayan terletak di Garut dan mudah dijangkau. Saat ini adalah waktu yang tepat mendaki Gunung Papandayan sampai pertengahan bulan September. Apa pesona Gunung Papandayan sehingga juga cocok bagi para pemula dan bahkan keluarga.

Pertama, selain dekat kota Garut, Gunung Papandayan memiliki trek landau. Mendaki gunung adalah kesenangan khusus: minat khusus. Mendaki gunung adalah tentang mengukur kemampuan diri. Bagi para pendaki gunung pemula, Papandayan menawarkan semua pengalaman mendaki gunung. Papandayan pun bisa dijangkau dengan sedikit upaya namun besar pesonanya. Bagi pendaki pemula dan anak-anak bisa mencoba mendaki Papandayan.

Kedua, tidak memerlukan peralatan khusus berlebihan. Mendaki Gunung Papandayan hanya dibutuhkan alat standard. Tidak perlu tabung oksigen karena ketinggian Gunung Padandayan yang hanya pada kisaran 2,665 mdpl. Tidak ada seperempat Gunung Himalaya, Mt. Everest. Keindahan Papandayan terletak pada hamparan pemandangan kawah di sepanjang jalan menuju puncaknya. Kawah Papandayan tersebar dalam radius dan rentang puluhan kilometer.

Ketiga, pesona pemandangan di sepanjang trek menuju puncak sangat indah. Di sepanjang perjalanan, begitu keluar dari lokasi parkir menuju Kawah Papandayan, dalam jarak tak lebih dari 300 meter, pendaki sudah disuguhi pemandangan jalan bebatuan bekas kawah letusan Gunung Papandayan. Seluruh kawasan kawah yang dilintasi menuju puncak Papandayan adalah kawah bekas letusan Gunung Papandayan purba.

Besarnya letusan dan besaran puncak kerucut Papandayan telah sirna. Yang tersisa kini adalah hamparan kawah Papandayan. Bebatuan berwarna putih kekuningan dan kuning kekuningan adalah sisa saksi kedahsyatan letusan Gunung Papandayan purba. Tebing-tebing di seluruh penjuru Papandayan di sepanjang trek pendakian – atau tepatnya perjalanan yang landau – menunjukkan keindahan luar biasa. Bahkan di beberapa tempat kontur tebing masih sangat labil. Dan longsor. Namun lonsoran telah terbentuk di tebing yang lumayan jauh dari jalur trek dan tak membahayakan pengunjung.

Keempat, dapat dijangkau dan didaki dalam waktu relatif singkat dan ada fasilitas di puncak Gunung. Perjalanan menuju tempat menancapkan tenda dapat dicapai dalam 4-5 lima jam: santai. Di sekitaran tenda, khusus di Papandayan, ada tempat mandi dan toilet dengan air mengalir selama 24 jam. Juga ada musholla. Sekali lagi, ini di Gunung Papandayan bukan di rest area jalan tol. Jadi fasilitas air bersih dan MCK tersedia di Papandayan. Bahkan ada pedagang makanan gorengan dan nasi kuning.

Kelima, pesona khusus hutan mati dan kawah yang bertebaran. Vegetasi khas gunung tumbuh di Papandayan. Namun, akibat letusan 11 November 2002, terbentuklah hutan mati yang khas. Arah letusan Gunung Papandayan atau tepatnya sisa Gunung Papandayan purba, terbentuk hutan mati. Hutan mati sampai kini masih lestari. Namun, anehnya, meskipun terbakar habis dan menyisakan pepohonan yang mati, di sana-sini akar-akar pepohonan mulai menghijau. Setelah tiga belas tahun, hutan mati perlahan akan hidup kembali dengan penuh kehijauan.

Maka untuk menikmati hutan mati, pendaki jangan sampai kehilangan momentum membuat kenangan terkait hutan mati. Segera ke Papandayan dan menikmati keindahan hutan mati. Perjalanan menuju hutan mati dari tenda Anda, sebaiknya dimulai sekitar pukul 04:00 agar bisa menikmati sunrise di hutan mati. Di situlah keindahan sunrise yang spektakuler.

Keenam, hamparan Edelweiss yang luar biasa luas. Selain hutan mati, keindahan Papandayan adalah hamparan tanaman bunga Edelweiss di Tegal Alun. Hamparan Edelweis di Tegal Alun ini sungguh indah dinikmati. Trek menuju ke Tegal Alun ini dapat dicapai melalui hutan mati. Dari hutan mati, trek menuju ke Tegal Alun lumayan menanjak dan terjal. Namun upahnya adalah hamparan bunga Edelweiss yang begitu memesona.

Sepanjang mata memandang, Edelweiss tampak di depan mata sampai hutan di perbukitan yang hijau. Catatan penting, Anda tidak diperbolehkan memetik bunga Edelweiss. Yang pantas diperhatikan, terkadang Gunung Papandayan menghadirkan hawa dingin yang menusuk tulang pada malam hari.

Untuk itu, perlu standard kantong tidur berbulu angsa bagi anak-anak, jika membawa bayi atau anak kecil. Papandayan selalu dikunjungi dan didaki oleh ribuan orang, khususnya pada musim liburan atau akhir pekan. Yang tak kalah menariknya, jika Anda atau anak Anda capek bisa naik ojek sampai ke Pos II dengan ongkos sekitar Rp 70,000, atau nego. Menarik bukan?

Jadi, bagi para pendaki pemula dan bahkan keluarga seperti Bob Setyanegara dan keluarga yang ingin memberikan pengalaman berpetualang kepada anak, istri, suami, keponakan, silakan awali petualangan dengan mengunjungi atau mendaki Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat, Indonesia Raya. Mari nikmati foto-foto koleksi pendakian saya beberapa waktu yang lalu. Jadi tunggu apa lagi, ayo nikmati 6 pesona Gunung Papandayan yang tak ada di tempat lain.

No comments:

Post a Comment